Rabu, 16 November 2011

Kau

Sebuah puisi yang saya tulis tepat pada tanggal 10 November 2011, yang baru ini berkesempatan untuk mempublikasi.

Kau,,
Sosok  asing yang tak pernah kulihat ayunan tanganmu
dan tak pernah ku jabat tanganmu
Kau,,
Tak pernah kulihat tetes air matamu serta peluhmu saat kau angkat senjatamu
Tak pernah kulihat betapa geram wajahmu saat berdiri didepan musuhmu
Kau,,
Ku hanya bisa melihat sketsa wajahmu di dinding dinding kelasku
Kulihat engkau berdiri tegap dengan mata garangmu
Kau,,
Tak banyak orang menyadari betapa berat langkahmu
Ketika genderang perang mulai berkumandang
Kau masih teriakkan kata merdeka
Ketika darah mengucur deras dari sekujur tubuhmu
Hingga kian lama tubuhmu kian melemah
Dan tak lagi terdengar desah nafas terengah dari  jasadmu
Kau,,
Kau tidur dalam keabadian tanpa batas
Sebagai pahlawan yang tak di kenal
Karena gugur saat berjuang tanpa pamrih
Membela bangsa dan negara
Menjadi satu dalam pusara TANPA NAMA.

Rabu, 09 November 2011

Sajak Perkenalan

Mengenalmu disaat ku kehilangan itu indah
Menyapa namamu disaat kita bertemu itu juga indah
Berjabat tangan denganmu dan mendengar suaramu itu tak kalah indah

Bersamamu kulupakan segala pahit yang kumiliki
Mencoba hapus air mataku dengan segenap senyum yang kau beri
Kau, ku ucap terima kasih atas bahagia ini
Kau bukan istimewa
Namun kau bukan sederhana
Tak ingin ada benci, tak ingin ada cinta
Aku ingin berjalan denganmu seperti biasa
Agar takkan pernah ada lagi cerita duka diantara kita

Sabtu, 05 November 2011

Melodi Pagi

Maha suci engkau yang menyemburkan bilur bilur embun di dedaunan
Maha suci engkau yang memekarkan kuntum kuntum bunga
merekah, merona, dan keelokannya membuat dunia ini berwarna
Maha adil engkau yang menerbitkan matahari dan rembulan secara bergantian
Maha kasih engkau yang memberi naungan bagi setiap makhluk ditanah ini
Maha besar engkau yang mengalirkan tetes tetes hujan ini hingga ke samudra
Maha kuasa engkau yang menggenggam semua yang aku ketahui ini hanya dengan 1 jari

Kulantunkan salam indah ini untukmu yang setia menemani tiap waktuku
Menyeimbangkan sendi sendi tulangku
Syukurku mengalun lirih seiring hembus nafasku dan diantara celah namamu

Kau satu, megah, indah, kuat, dan segalanya
Aku milikmu, dan untukmu aku disini
Ingin selalu berdampingan denganmu, bagai daun dan tangkainya

Simpang Tiga

Simpang tiga bercerita
Disinilah kupertemukan kedua insan yang tlah lama berpisah

Simpang tiga bercerita
Disinilah kuluapkan rindu yang tak mampu lagi terbendung asa

Simpang tiga bercerita
Disinilah aku kembali menatap wajah yang dulu selalu kuperhatikan kesayuannya

Simpang tiga menyimpan gundah
Menguak kembali kisah yang telah terkubur sekian lama

Simpang tiga menyimpan resah
Hancurkan sejuta harap yang telah kupendam dalam

Simpang tiga menyimpan derita
Pedihnya perpisahan yang menyayat makin dalam telah terulang

Simpang tiga tempat kami berpisah
Saling berterima kasih dan meyakinkan satu sama lain
Meski keyakinan itu tererosi oleh garangnya badai amarah diantara kita

Simpang tiga, disanalah air mataku luluh di telapak tanganmu.

Jumat, 04 November 2011

Sulitnya Mengorek Inspirasi

Rintik hujan memukulku bertubi saat ku berjalan sendiri tanpa tujuan yang pasti. Gemerlap bintang tak pernah lelah mengilaukan sinarnya yang senantiasa memantulkan percikan putih di korneaku. Tersadar sejenak udara malam ini begitu menusuk dihati saat kulihat bajuku yang basah karena tangis langit yang jatuh begitu bebasnya di hamparan tanah tempatku berdiri. Tak tau apa yang sedang kulakukan malam ini. Bibirku hanya mampu mengatup atas bawah menahan hawa dingin yang makin lama makin meraja.Kusibakkan sejenak lengan bajuku, kulihat arloji digitalku yang menunjukkan pukul 23.00 WIB. Ini sudah terlampau malam untuk seorang wanita yang menyusuri jalan hanya untuk meluapkan emosi,, kataku dalam hati.

Kuayunkan kakiku langkah demi langkah kembali menyusuri jalan yang tlah kulewati. Sepanjang jalan, kulihat kanan kiri yang begitu sepi tanpa seorang pun yang menampakkan wajahnya dimataku. Yang kudengar hanyalah melodi monotone kawanan jangkrik yang bersautan dengan si katak malam. Ku usir sepi ini dengan menyanyikan sebuah lagu melow dari sebuah band indonesia yang sangat aku kagumi syairnya.
Tuhan,, hingga detik ini tak satupun kata yang kudapati singgah di syaraf otakku.

Dan akhirnya langkah ini berakhir pada sebuah tangkai pintu rumahku yang begitu dingin akibat hawa sekitarnya. Mataku sudah lelah. Syaraf mataku mengirimkan sinyal sinyal ke otakku untuk mengeluarkan suatu cairan akibat rasa kantuk yang tak tertahan. Sedangkan, masih saja belum ada satu kata yang kudapat.