Kamis, 21 Februari 2013

Orang Genius Punah??

Ingatkah anda tentang sosok ilmuwan seperti Einstein, Newton, Phytagoras dan kawan-kawannya??
Ilmuwan diatas sering kita jumpai semasa di bangku sekolah saat mengerjakan soal-soal berbau alam. seperti Einstein dengan rumus abadinya E = MC2. Dan kisah Newton dengan hukum gravitasinya.

Akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan penelitian Dean Keith Simonton, profesor psikologi dari University of California yang menyatakan dunia tidak akan mampu lagi memproduksi orang-orang genius kedepan akibat manusia telah menemukan ide-ide dasar yang membuat kehidupan berjalan hingga detik ini.

Penemuan yang ada di era saat ini juga merupakan hanya penambahan formula tertentu atau merupakan kelanjutan dari karya kaum genius terdahulu. Artinya, bukan muncul ide yang baru tapi melanjutkan ide yang lama.

Benar atau Salah penelitian di atas mari kita tengok diri kita sendiri, kontribusi apakah yang telah kita berikan pada dunia, dan apakah benar genius adalah suatu kemustahilan kedepannya adalah sebuah misteri yang semestinya kita pecahkan selaku generasi penerus atau manusia penerus dari sang genius di atas.

So, Semangat... Life = Think

Film Jadi Nyata

Pernahkah muncul pertanyaan dalam diri kita mengenai tindak-tindak kriminal yang baru-baru ini makin marak dilakukan baik oleh orang dewasa maupun anak-anak sekalipun. Sempat terlintas pertanyaan mengapa mereka begitu tega melakukannya seakan tak punya hati nurani sebagai manusia? dan juga apa yang menjadikan mereka berbuat demikian?

Sebagai referensi coba kita tengok berbagai kasus kriminal yang baru-baru ini terjadi. Referensi pertama adalah kasus pembunuhan seorang bocah berusia 3,5 tahun di Surabaya oleh tetangganya sendiri. Setelah diinterogasi, tersangka menyatakan rasa dendamnya pada ayah bocah tersebut yang selalu mengejeknya. Sehingga dendam tersebut terlampiaskan pada bocah tersebut. Tersangka membunuh dengan cara membanting bocah tersebut hingga tewas. Tak sampai di situ, aksi tersangka selanjutnya adalah melumuri mayat bocah tersebut dengan semen sehingga menjadi patung. Sungguh tragis nasib yang dialami bocah ini.

Kasus selanjutnya adalah aksi pembunuhan seorang ayah pada anak kandung dan kekasih si anak. Pelaku selanjutnya membuang jasad anaknya ke sungai dan untuk menghilangkan jejak, jasad kekasih korban tersebut di cor di lantai kamarnya.

kedua referensi kasus di atas hampir sama bukan?
korban pembunuhannya sama-sama di semen sodara-sodara!!

selanjutnya, masih ingatkah anda dengan film yang tayang beberapa tahun lalu berjudul "Hantu P***** Ind**" yang dalam film tersebut mengisahkan tentang pembunuhan yang menjadikan korbannya patung.

Sedikit mencoba menguak misteri pertanyaan di awal tadi mengenai apa yang menjadikan tindak kriminal pembunuhan dengan cara tersebut?.
hayo kenapa ya?

film adalah salah satu tontonan yang banyak di gemari masyarakat berbagai kalangan baik sebagai hiburan maupun suatu kebutuhan tersendiri. Salah satu akibat dari penayangan film yang mudah dijumpai adalah munculnya mode-mode baru di kalangan muda maupun berbagai respons masyarakat selaku konsumen film terhadap aksi protagonis maupun antagonis aktornya. Tak ingin memperluas pembahasan dengan menyebutkan dampak-dampak tersebut, melainkan hanya memberikan bukti bahwa film dapat memengaruhi emosi penontonnya.

Dengan studi kasus di atas, apakah mungkin penayangan film mampu memberikan ide kreatif tersangka pembunuhan dalam memperlakukan korbannya?
jawabannya ya bisa saja atau bisa juga tidak.
karena kita tengok tahun-tahun lalu yang bahkan jarang sekali ada kasus sama seperti di atas.
 Peran Lembaga Sensor Film pun mesti dipertegas lagi guna meminimalisir kemungkinan tersebut.

Akhirnya, semua kesimpulan kembali ke diri kita masing-masing yang diharapkan menjadi konsumen cerdas yang mampu mengendalikan emosinya. Bukan malah jadi korban iklan, apalagi korban film. Kreatif adalah sifat yang sangat positif, namun kreatif bisa jadi hal negatif dan bomerang bagi diri sendiri jika digunakan untuk tindak yang negatif pula.
So, Think first :)


Kamis, 20 Desember 2012

KENALI OBESITAS


Obesitas adalah suatu penyakit kelebihan berat badan akibat timbunan lemak berlebih. Hal ini dapat terjadi karena jumlah kalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada kalori yang dibakar. Obesitas bisa menyerang anak-anak maupun dewasa.
Wanita memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi daripada pria karena wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak daripada pria. Selain itu, wanita setelah menikah yang cenderung akan bertambah berat badannya karena pemakaian alat kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik dan lainnya. Wanita juga cenderung memiliki kadar aktivitas yang lebih rendah daripada laki-laki, sehingga resiko semakin besar.
Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 obesitas dianggap sebagai lambang kemakmuran, kesuksesan finansial,serta lambang kesehatan. Jika seseorang memiliki kemampuan ekonomi tinggi maka ia memiliki kebebasan untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sehingga nilai pendapatan keluarga berpengaruh pada pola konsumsi. Paradigma masyarakat pada awalnya sehat sama dengan gemuk, karena orang gemuk itu tanda kesuburan dan tidak rentan dari penyakit.

Senin, 10 September 2012

Semua Harus Aku

Aku berkata padamu
Jadilah engkau sejadinya aku
Jadilah engkau sejadinya saya
Jadilah engkau sejadinya ana

Dan lagi aku berkata
Sejadi-jadinya engkau harusnya aku
Sejadi-jadinya engkau harusnya saya
Sejadi-jadinya engkau harusnya ana

Siapa engkau? Aku..!
Siapa engkau? Saya..!
Siapa engkau? Ana..!

Dunia ini, Kursi tertinggi yang aku miliki
Singgasana manusia berjuntai lembah derita
Merajai raja, bersenjatakan paksa
Sudi engkau budak kiranya tunduk tertunduk
Bagai bisu tapi tak bisu


Rabu, 02 Mei 2012

Tragedi Malam Ini

Mataku mulai tertuju lesu ditengah langit malam di akhir April tahun ini. Aku tak berniat mencari apapun dipekatnya awan hitam di atas sana. Aku hanya ingin melihat kesetiaan bulan yang selalu temani bintang-bintang seakan mengorbit angkasa beriringan. Dari detik ke detik kujilati pekatnya malam kali ini seakan menaikkan suhu tubuhku sesudah hujan sore tadi. Aku heran, mengapa bulan tak pernah bosan berada disamping bintang? mengapa bintang rela berbagi hati dengan bintang yang selainnya? mungkin sering kudapati kisah seperti ini dan banyak orang bilang ini adalah "Poligami". Yah, benarkah bulan telah berpoligami dengan bintang-bintang? Jika iya adalah jawabnya, yang jelas aku tak pernah tau bintang mana yang mampu menarik hati bulan pertama kalinya. Aku hanya mampu melihat keharmonisan di antara mereka.Dan jika tidak, mungkin anda bisa mencari tau sendiri apa sebabnya.

Ah, aku ini berbicara apa. Aku seakan tak pernah menyadari bahwa khayalanku begitu menerawang jauh hingga mengabstraksikan kehidupan benda mati (asteroid dkk) seakan memiliki kehidupan sama sepertiku. Namun, yang jelas aku hanya terdiam dengan kemelut yang meletup-letup di penjuru otakku. Ekspresiku kali ini nyaris seperti detektif muda yang sedang menginvestigasi kasus-kasus besarnya. Kubuka mataku lebar-lebar, kuperdengarkan telingaku pada segala kesunyian di malam ini.

Wiiing wiiing wiiing,, PLAK!! Seekor nyamuk tewas tragis di telapak tanganku setelah hinggap di hidung mungilku ini. Pukulan ini seakan mengajakku kembali berpikir tentang aku, bintang, dan bulan malam ini. Berbicara tentang bulan dan keahliannya berlaku adil terhadap bintang-bintang. Tuhan menciptakan segala di dunia ini penuh dengan keharmonisan. Kurasa, dialah arsitek terbaik sepanjang kehidupan berjalan. Ia menggenggam semua yang aku ketahui hanya dengan satu jari.

Minggu, 01 April 2012

Mati bisu

Aku terjebak dalam gerombolan jiwa-jiwa yang terbungkam
Mayat-mayat penasaran hidup dalam dendam
Menagih janji yang kian lama didustai

Dibawah angsana nyinyir nyanyian manis kudengar
Meninabobokan mayat-mayat hidup
Tidur dalam pesta pora dansa
Menari menyanyi diatas riuh hijau angsana

Jumat, 09 Maret 2012

Penantian Percuma

Lihatlah kesana kawan
Wajah pucat yang kian lama menjadi nanar

Lihatlah!

Pandangannya yang mengacuh jauh ke depan
Kabut tebal yang tak sedikitpun bercelah

Lihatlah kawan!

Dalam duduknya ia termangu panjang
Menanti bilur kabut menghilang
Sekali waktu ia berkhayal tentang indahnya taman berkabut
Yang tak sekali pula ia lihat dimatanya

Lihatlah kawan!

Ia duduk hingga tua
Menanti khayalan tanpa rangkaian penggapaian
Membatu bersama usangnya bayangan yang makin berkabut



Tidakkah ia tau nan sadar
Di sisi kiri dan kanannya
Telah hadir kurcaci kurcaci kecil
Yang saling menaiki satu sama lain
Mencoba mencari celah kabut panjang

Hendakkah ia menoleh kawan?
Apakah ia malu dengan keriput yang kian lama menampakkan tuanya
Tubuhnya yang gagah tegap termakan hembus waktu
Dan ia hanya terduduk lesu

Kurcaci itu lebih pintar?
Apakah benar yang gagah terkalahkan olehnya?
Hingga kini,
Ia setia menua bersama khayalan senjanya.